Ditulis oleh: Ditulis pada: Februari 17, 2022
Tafsir Ibnu Abbas Tentang Surat Al Ikhlas Terlengkap - Belajar al-quran dengan oviagra.com sebuah situs Informasi Dunia Pendidikan yang mana akan mencoba untuk memberikan penjelasan secara lengkap mengenai Surat Al Ikhlas Ayat 1 - 4.
Pada dasarnya sudah banyak para ustadz terkenal yang membahas tentang Tafsir Surat Al Ikhlas dengan penjelasan yang sangat detail serta terjemahan dari surat ini, contoh ustadz - ustadz terkenal yang telah membahas Surat Al Ikhlas adalah Abdul Somad (UAS), Adi Hidayat (UAH), Buya Yahya, dan masih banyak lagi.
Surat Al Ikhlas diturunkan di Makkah setelah surat al falaq dan An-nas serta surat ini termasuk dalam surat Makkiyah, di dalam kandungan surat ini berisi tentang pokok - pokok tauhid, salah satunya beribadah hanya kepadanya.
Sejarah turunya surat Al Ikhlas, Ibnu Katsir mengutip riwayat Imam Ahmad dari Ubay bin Ka’ab mengenai asbabun nuzul Surat Al Ikhlas. Bahwa ada orang-orang musyrik yang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Hai Muhammad, gambarkanlah kepada kami tentang Tuhanmu.” Maka Allah menurunkan surat Al Ikhlas.
Keutamaan Surat Al Ikhlas
- Di Cintai Allah
- Wasilah masuk surga
- Sepertiga Al Quran
Untuk penjelasan dari 3 keutamaan dari Surat Al Ikhlas sahabat dapat mencarinya digoogle, karena sudah banyak keterangan dari website atau tokoh ulama tentang keutamaan dari surat tersebut, mungkin tidak perlu panjang lebar oviagra.com sebuah situs Informasi Dunia Pendidikan menerangkan poin - poin dari Surat Al Ikhlas, kita langsung saja simak tafsir serta terjemahaan dari surat ini, yang mana sumber di ambil dari aplikasi al-qur'an portable yang dibuat di ponogoro dengan tafsir Ibnu Abbas.
Tafsir Ibnu Abbas Tentang Surat Al Ikhlas
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
Arti dari surat Al-Ikhlas Ayat 1 adalah Katakanlah (Muhammad), Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
Tafsir Ibnu Abbas dari surat Al-Ikhlas Ayat 1 adalah Katakanlah, Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Qul huwallāhu ahad (katakanlah, Dia-lah Allah, Yang Maha Esa). Ayat ini diturunkan berhubungan dengan pertanyaan orang-orang Quraisy kepada Nabi Muhammad saw., Hai Muhammad, terangkanlah hal ihwal Rabb-mu kepada kami. Apakah Dia Terbuat dari emas atau dari perak? Lalu Allah Ta‘ala Menurunkan ayat yang menerangkan tentang Sifat-Nya, Dia Berfirman, Qul (katakanlah), hai Muhammad!; huwallāhu ahad (Dia-lah Allah, Yang Maha Esa), yakni Dia tidak Mempunyai sekutu dan tidak Memiliki anak.
اللَّهُ الصَّمَدُ
Arti dari surat Al-Ikhlas Ayat 2 adalah Allah tempat meminta segala sesuatu.
Tafsir Ibnu Abbas dari surat Al-Ikhlas Ayat 2 adalah Allah adalah Tempat bergantung segala sesuatu. Allāhush shamad (Allah adalah Tempat bergantung segala sesuatu), yakni Tuhan yang Kekuasaan-Nya tak berbatas seraya dibutuhkan oleh semua makhluk. Menurut yang lain, ash-shamad adalah Dzat yang tidak makan dan tidak minum. Ada yang berpendapat, ash-shamad adalah Dzat yang tidak Memiliki kelemahan.
Ada yang berpendapat, ash-shamad adalah Dzat yang Maha Suci. Ada yang berpendapat, ash-shamad adalah Dzat yang Maha Langgeng. Ada yang berpendapat, ash-shamad adalah Dzat yang Maha Kekal. Ada yang berpendapat, ash-shamad adalah Dzat yang Maha Mencukupi. Ada yang berpendapat, ash-shamad adalah Dzat yang tidak memiliki tempat keluar dan tempat masuk. Dan ada pula yang berpendapat, ash-shamad adalah Dzat yang tidak melahirkan dan tidak dilahirkan.
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
Arti dari surat Al-Ikhlas Ayat 3 adalah (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
Tafsir Ibnu Abbas dari surat Al-Ikhlas Ayat 3 adalah Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, Lam yalid wa lam yūlad (Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan), yakni tidak Mewarisi dan tidak pula diwarisi. Menurut satu pendapat, lam yalid .(Dia tidak beranak), yakni Dia tidak mempunyai anak yang nantinya akan mewarisi Kerajaan-Nya; wa lam yūlad (dan tidak pula diperanakkan), yakni dan tidak pula Dia mempunyai orang-tua, kemudian Dia mewarisi kerajaan itu dari orang-tuanya.
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Arti dari surat Al-Ikhlas Ayat 4 adalah Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.
Tafsir Ibnu Abbas dari surat Al-Ikhlas Ayat 4 adalah dan tak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia. Wa lam yakul lahū kufuwan ahad (dan tak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia), yakni Dia tidak Memiliki tandingan atau sekutu yang serupa dan sepadan dengan-Nya. Tak ada sesuatu pun yang menyerupai Dia. Ada yang mengatakan, wa lam yakul lahū kufuwan ahad (dan tak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia), yang kemudian menjadi penentang Dia dalam kerajaan dan Kekuasaan-Nya.
Tajwid dari surat al-ikhlas terdapat 5 hukum bacaan yakni pada ayat pertama dan kedua terdapat hukum bacaan Tafkhim, kemudian pada ayat ketiga terdiri dari 2 tajwid dengan hukum bacaan yang sama yakni Qalqalah Shughra, dan tajwid terakhir pada surat al ikhlas terdapat 1 hukum bacaan yakni Idgham Bi La Ghunnah.
Mungkin itu saja yang dapat oviagra.com sebuah situ Informasi Dunia Pendidikan menjelaskan tentang Surat Al Ikhlas semoga bermanfaat, apa bila sahabat ingin menggunakan artikel ini mohon untuk mencantumkan sumber-nya dan jangan lupa untuk terus mengujungi website ini agar selalu mendapatkan informasi terbaru dan menarik lainya.